KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN Angakatan 2005 | Kurtekdik '05 Community : Ulul Fadly | Dwi Puspitasari | Devi Anjar | Wahyu Widyaningsih | Resti Dewi | Devi Ari | Satriyo Abdi Yudo| Ery Setyo | Dwi Pramono | Siti Astuti | Desi Widi | Miftahul ulum | Sigit Prasetyo | Suci Rokhani | Bentar Saputro | Ratih Anggita | Siti Nurwachidah | Bedzy Riasari | M.Sidiq | Khusnul Khoifah | Wahyu Budi L. | Dewi Indah Puspo | Okta Permata | Bambang Dwi | M.Q Zaman | Hermawan | AH. Tasmuri | Cahyo Adi | Aris Munandar | Akaat Hasjiandito | Joko Susanto | Titin Ernawati | Lilis Andriani | Wiji Suryani | Budiono | Eka Fitriana | Eka Fitriani | Yanuar Eska | Sri Susilowati | Anna Meriana | Ade Yusupa | Anindita Widya W| Miftachul Fauzy | Ari Suprihatin | M.Nur Huda | Adi Supriyadi | Nur Aeni W. | Didik Hartawan | M.Nur Saean | Herman Malinton | Nicky Secioria |

26 Maret 2008

KELOMPOK 4. TEHNIK MENYUSUN ALAT EVALUASI BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Oleh : Dwi Puspitasari, Wiji Suryani, dan Eka Fitriana

BAB I
PENDAHULUAN


A.Latar belakang

Di negara yang sudah maju pendidikan dipandang sebagai sarana utama untuk memecahkan masalah sosial. Dengan menyelesaiakan masalahsosial yang ada maka dalam perkembanganya setiap masalah yang lain akan dengn mudah terselesaikan karena adanya sumber daya manusia yang mendukung dalan setiap produk yang akan diberikan. Berbeda dengan di negara kita yang tergolong pendidikannya paling terbelakang diantara negara-negara di kawasan ASEAN, bahkan dengan Myanmar dan Vietnam pun kita ketinggalan dalam beberapa hal.
Mungkinkah ini terjadi karena Evaluasi Hasil Belajar di negara kita kurang mendukung ataupun ada yang salah dalam penyusunan evaluasinya ?
Masih banyak masalah yang melanda dunia pendidikan di negara kita. Kalaupun di rinci mungkin beleum terselesaikan sampai entah kapan. Dalam menyusun Evaluasi Hasil Belajar, pemerintah memberikan kebebasan di setiap sekolah-sekolah ataupun instansi-instansi yang terkait dalam bidang pendidikan untuk memberikan yang terbaik bagi para siswanya dalam mengenyam pendidikan dan menerima setiap pelajaran yang diberikan oleh setiap guru.
Sehinggadapat meningkatakan kualitas dan mutu daripada sekolahnya itu sendiri dan SDM kita nantinya bisa bersaing dengan Sdm dari luar negeri.Semua ini memang harus di imbangi dengan dana yang mendukung di dalamnya. Anggaran pendidikan sangat penting untuk menunjang seseuatu yang bermutu, ini yang harus diperhatikan oleh pemerintah kita untuk menaikkan mutu dan kualitas SDM di negara kita.
Diakui bahwa kritik- kritik tentang sistem pendidikan yang sering berubah dan tidak seimbang, dan sistem kurikulum yang sering berubah setiap tahun ajaran baru membuat sebagian dari pengurus-pengurus seluruh sekolah dan instansi-instansi harus merubah program yang terdapat dalam Evaluasi Belajar. Namun masalah yang paling parah pada setiap sistem pendidikan di negara ini adalah kurangnya Evaluasi dalan setiap mata pelajaran yang akan diberikan.
Sering terjadinya perubahan kurikulum dalam sistem pendidikan kita terutama disebabkan oleh :
1.Kurangnya informasi yang dapat diandalkan tentang hasil pendidikan, praktek dan programnya.
2.Kurangnya sistem yang standar untuk memperoleh informasi tersebut.
Kesadaran akan hal tersebut merupakan salah satu langkah ke arah perbaikan, evaluasi dapat memberikan pendekatanyang lebih banyak lagi dalam memberikan informasi kepada dunia pendidikan untuk mengembangkan sistem pendidikan.
Dalam upaya memperbaiki suatu tahap pembelajaran di perlukan evaluasi. Kegagalan pembelajaran mungkin terjadi pada perencanaan, pelaksanaan maupun hasil belajar itu sendiri.
Maka evaluasi pendidikan hendaknya mencakup evaluasi program, proses dan hasil. Selamaini evaluasi yang dilakukan guru-guru di sekolah umumnya adalah evaluasi hasil belajar. Evaluasi adalah suatu seni atau kreatifitas evaluator dalam rangka untuk mendapatkan data yang falit. Dalam evaluasi hasil belajar penggunaan angket sangat lemah, sebab karena kebanyakan responden tidak jujur dan cara mengatasinya dapat dilengkapi dengan hasil wawancara dan observasi.
Penilaian evaluasi merupakan kegiatn pengumpulan data secara sistematis guna membantu para pengambil keputuisan untuk menjawab pertanyaan. Penilaian biasanya dilakukan untuk kepentingan dalam beberapa keputusan yang akan diambil misalnya: tentang akan digunakan atau tidaknya sesuatu sistem, stategi, dan metode dalam setiap evaluasi hasil belajar. Memulai penilaian atau evaluasi harus berawal dari Das solen (harapan)baru kemudian membuat instrument.
Dalam evaluasi tidak hanya menggunakan proses dan hasil tetapi juga dengan menggunakan program evaluasi. Selama ini evaluasi dalam pembelajaran menggunakan beberapa program evaluasi. Program sendiri mengandung pengertian “rencana”.Jadi program adalah sederetan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena suatu program merupakan kegiatan yang direncanakan maka tentu saja perencanaan itu diarahkan pada pencapaian tujuan.

Dengan demikian maka program itu bertujuan dan keberhasilannya dapat di ukur, Memang dapat dikatakan bahwa setiap orang yang membuat program kegiatan tentu ingin tahu sejauh mana program terebut dapat terlaksana. Pencapaian tujuan tersebut di ukur dengan cara dan alat tetentu. Kegiatan yag bertujuan untuk mengukur keberhasilan tersebut di kenal dengan evaluasi program.

B.Tujuan evaluasi

1.Mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapain tujuan instruksional peserta didik sehingga dapat di upayakan tindak lanjutnya.
2.Mendeskripsikan kecakapan belajar mahasiswa
3.Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran
4.Menentukan tindak lanjut hasil penilaian melakukan perbaikan program
5.Memberikan pertanggung jawaban

C.Rumusan masalah

Permasalahan yang mendasari program evaluasi hasil belajar adalah:
1.Cara menganalisisbutir-butir soal dalam bentuk esay ataupun dalam bentuk objektif.
2.Menentukan batas kelulusan.
3.Menganilisis skor baku (ZT)
4.Mengukur konversi nilai

D.Fungsi evaluasi

Fungsi dari evaluasi hasil belajar adalah untuk:
1.Mengetahui kemajuan, perkembangan, keberhasilan siswa.
2.Mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran.
3.Keperluan bimbingan dan penyuluhan.
4.Pengembangan perbaikan kurikulum
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.Pengetian evaluasi
Banyak definisi evaluasi dapat diperoleh dari buku-buku yang di tulis oleh ahlinya antara lain definisi yang di tulis oleh Ralph Tyler, yaitu Evaluasi adalah proses yang menentukan sampai sejauh mana tujuan pendidikan dapat di capai (Tyler, 1950. Hal. 69).
Pengertian Evaluasi Hasil Belajar sendiri adalah dilihat dari beberapa pengertian. Mengukur : Membandingkan sesuatu dengan satu ukuran ( kuantitatif ) mengetahui keadaan suatu hal menurut apa adanya yang biasanya dinyatakan dalam bilangan taupun penertian “mengukur “ yang lain adalah mengidentifikasi besarnya gejala atau objek.
Contoh Pengukuran saat kita melakukan ataupun mengerjakan tes dalam bentuk kuantitatif dalan suatu evaluasi.
Pengertian “Menilai “ adalah Keputusan terhadap sesuatu ukuran “ baik-buruk” ( kualitatif )- pemberian makna dari hasil pengukuran dengan suatu acuan yang relevan sehingga diperoleh hasil dan kualitas yang bagus.
Adapun penertian “menilai “ yang lain adalah mengidentifikasikan besar kecilnya suatu objek dengan suatu kriterium kemudian diambil keputusan.
Contoh Penilaian saat kita merata-rata hasil tes yang dikerjakan tadi menurut standart nilai dalam bentuk kuantitatif dan kualitatif.
Jadi pengertian Evaluasi Hasil Belajar seluruhnya adalah langkah mengukur dan menilai. Evaluasi pengajaran, penaksiran atau penilaian terhadap pertumbuha dan perkembangan mahasiswa yang didasarkan pada tujuan yang telah di tetapkan di dalam kurikulum.
Syarat-syarat alat ukur:
1.Valid ( tepat) mampu mengukur yang seharusnya
2.Reliable (tetap)
3.Praktis
4.Objektif

Penilaian harus melalui pengukuran :
Macam data
Data kualitatif adalah data yang berupa diskripsi atau kata-kata
Data kuantitatif adalah data yang berupa angka
Pengukuran – pengujian – penilaian.
Pengujian untuk menentukan data dari pengukuran yang akan dipakai.
Penilaian adalah kegiatan untuk menafsirkan
Dalam penilaian dipersiapkan dulu alat ukur:
1.Kognitif ( alat ukur: berupa test yang berhubungan dengan pemikiran)
pengetahuan dan pemahaman ( tingkat rendah)
Aplikasi (penerapan)
Analisis (mengurai)
Sintesis (menggabungkan)
2.Afektif adalah berhubungan dengan rasa, perilaku. Meliputi:
Penerimaan
Pembentukan
Pola hidup
3.Psikomotorik adalah (alat ukur: berupa test psikomotor). Meliputi:
Mengindra (persepsi)
Mengadopsi(meniru)
Kreatifitas (menceritkan sesuatu yang baru)
Konsep pengukuran dan penilaian adalah:
Konsep pengukuran adalah kegiatan yang ditujukan untuk mengidentifikasi besar kecilnya gejala dapat dengan menggunakan alat-alat yang sudah ditera atau yang belum.Contohnya yaitu tes ujian.
Konsep penilaian adalah hasil pengukuran berupa angka jika dibandingkan dengan sesuatu patokan kemudian dibuat pertimbangan maka akan diperoleh hasil. Contohnya kecepatan lari seseorang dan tingkat intelegensi seseorang.

B.Tujuan penilaian

Tujuan dilakukan evaluasi dalam setiap mata pelajaran yang di berikan oleh guru adalah :
1.Untuk seleksi
2.Untuk mengetahui kemampuan siswa
3.Untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa
4.Untuk penempatan
5.Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan belajar-mengajar
6.Untuk memotivasi siswa
7.Untuk mengeksplorasi diri
8.Untuk pelaporan

C.Macam-macam alat evaluasi :

1. Tes :

2.Non Tes :

D.Sistem Evaluasi hasil belajar

Penilaian dapat dilakukan dalam pembelajaran atau setelah pembelajaran.
Pembelajaran tergantung dari kurikulum yang digunakan.
KTSP merupakan pengembangan KBK sebagai sistem penilaian masih berdasarkan kompetensi.
Kompetensi tidak dapat di ukur secara langsung, harus dijabarkan:

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar
( Kemampuan minimal yang di miliki )

Indikator
( Tujuan dapat beruoapernyataan yang menggunakan kata kerja operasional atau dapat dihitung )
Pembuatan Butir-Butir soal untu mengetahui pencapaian indicator.


E.Tehnik/Sistem Evaluasi

Sistem evaluasi berkelanjutan artinya setiap kompetensi dasar dibuat indicator kemudian diujikan. Disebut berkelanjutan karena penilaian yang dilakukan dapat dipakai untuk penilaian berikutnya. Pendekatan kriteria atau patokan atau PAP (penilaian acuan patokan).

Tujuan tes meliputi:
1.Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa.
2.Untuk mengetahui atau mengukur pertumbuhan dan perkembangan siswa.
3.Untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
4.Untuk mengetahui hasil pengajaran.
5.Untuk mengetahui pencapaian kurikulum.
6.Untuk mendorong siswa belajar.
7.Untuk mendorong agar dapat mengajar dengan baik dan benar.


F.Kelebihan dan kelemahan tes

Dalam alat evaluasi tes dibagi menjadi dua yaitu tes Essay dan Objektif. Memberikan evaluasi kepada siswa sangat penting dalam memberikan kontribusi kepada sisiwa agar bisa menunjukkan kemampuan masing-masing dalam menunjukkan kualitas yang ada pada diri siswa tersebut.
Biasanya guru dalam memberikan tes kepada siswa tidak selamanya bisa di mengerti oleh siswa, maka disini siswa bisa menentukan memekai tes mana yang bisa mereka anggap mudah untuk memperoleh nilai yang baik.

Kelebihan tes esay.
_ Menyusun soal dengan sangat mudah.
_ Siswa bebas menjawab.
_Siswa melatih mengemukakan gagasan.
_ Lebih ekonomis.

Kelemahan
_Kurang efektif untuk materi yang skopnya luas.
_ Jawabannya hitrogen menyulitkan siswa.
_ Baik buruk lisan panjang pendek, tidak sama jawaban menimbulkan evaluasi yang kurang objektif.
_ Salah pengertian dalam memahami soal tes
_ Koreksi memerlukam waktu dan ketelitian.
Kelebihan tes objektif
_Menilai dan pelajaran skopnya luas.
_ Jawaban bebas terpimpin
_ dinilai secara objektif.
_ Pemeriksaan mudah dan cepat.

Kekurangan
_ Kurang memberi kesempatan menyatakan gagasan.
_ Siswa mencoba berspikuasi
_ Memerlukan ketelitian


BAB III
PEMBAHASAN

Pentingnya Evaluasi hasil Belajar
Di dalam setiap pembelajaran pada saat semua bab sudah di berikan oleh seorang guru siswa perlu mendapat evaluasi pada setiap mata pelajaran yang telah di terima selama ini. Biasanya evaluasi di berikan guru per minggu,agar siswa tidak lupa dengan apa yang di ajarkan selama sepekan dan guru bisa menilai prestasi siswanya melalui proses evaluasi.
Tehnik evaluasi dalam pembelajaran di Sekolah Dasar dengan menggunakan analisis Tes secara Essay dan Objektif. Analisis objektifnya sendiri dengan soal bertipe PAN yaitu anak di bandingkan dengan kelompok, dan tipe PAP yaitu anak di bandingkan dengan kriteria masing- masing individu.

Macam- macam bentuk soal:
1.Soal essay( tes uraian)
Secara umum tes essay adalah pertanyaan yang menurut siswa menjawab dalam bentuk menguraikan, menjelaskan mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Maka dalam tes dituntut kemampuan siswa untuk menggeneralisasikan gagasannya melalui bahasan, tulisan (Nana Sujana, 1992: 35), Sehingga tipe essay tes lebih bersifat power tes.
Bentuk essay tes atau uraian dibedakan menjadi tiga
a.Pertanyaan bebas, bentuk pertanyaan diarahkan pada pertanyaan bebas dan jawaban siswa tidak dibatasi tergantung pada pandangan siswa.
b.Pertanyaan terbatas, pertanyaan pada hal-hal tetentu atau ada pembatasan tetentu. Pembatasan dapat dilaihat dari segi ruang lingkupnya, sudut pandang jawaban dan indicator.
c.Pertanyaan terstruktur, merupakan bentuk antara soal-soal objektif dan essay. Soal dalam bentuk ini merupakan serangkaian jawaban singakat sekalipun bersifat terbuka dan bebas jawabannya.
2. Soal objektif
Tes ini lebih baru dari tes essay tetapi tes ini banyak digunakan dalam menilai hasil belajar di sekolah-sekolah. Hal ini disebabkan antara lain karena luasnya bahan pelajaran yang dapat diacapai dalam tes dan mudahnya menilai jawaban siswa. Tes ini dikategorikan selalu menghasilkan nilai yang sama meskipun yang menilai guru yang berbeda atau guru yang sama pada waktu yang berbeda. Tes objektif lebih dikategorikan pada spit tes.
Tes soal objektif dibagi menjadi 4:
a. True fals ( benar salah)
Pertanyaannya berupa kalimat-kalimat pertanyyan yang mengandung dua kemungkinan benar salah. Tentu siswa di minta untuk menentukan kalimat yang mana dianggap benar salah.
b.Matching tes ( menjodohkan), tes menjodohkan tes ini terdiri dari dua kelompok. Kelompok pertama berisi kata-kata pertanyaan diman akata-kata ini memiliki jodoh atau pasangannya pada kelompok kedua. Tugas siswa ialah menjodohkan masing-masing kata atau pertanyaan tersebut dari kelompok satu dan kelompok kedua.
c.Fill- in tes ( tes isian) tes isian siswa diminta untuk mengisikalimat yang masih kosong. Kadang-kadang berupa cerita bagian yang penting dihilangkan. Siswa diminta untuk mengisi bagian yang kosong tersebut. Misalnya, pada tanggal ….Republik Indonesia menyatakan kemerdekaan.
d.Multiplae choice (pilihan ganda) tes pilihan ganda untuk setiap pertanyaan disediakan 3,4,5, alternative jawaban. Untuk itu siswa diminta memilih satu jawaban yang paling benar dari alternative jawaban tersebut. Misalnya, pendiri organisasi muhamadiyah adalah a. KH. Ahcmad Dahlan
b. KH. Muhammad Mansyur.
c. KH. A. Ashar Basyir d. KH. AR Fahrudin.
Persoalan yang dihadapi pilihan ganda adalah untuk menyediakan sejumlah jawaban yang baik memang sukar, antara lain jangan sampai jawaban yang benar itu begitu menyolok, sehingga siswa cenderung mudah menebak untuk memilih jawaban tesebut. selain itu, juga membuat pengecoh soal serhingga tidak mudah ditebak oleh siswa. Maka untuk menghindari itu sebaiknya jawaban sedikitnya antara 4 atau 5 dan jawaban masing-masing pertanyaan hendaknya dibuat variasi dan konstan jawabannya.
Langkah penyusunan alat atau penulisan Evaluasi Hasil Belajar adalah:
- Tentukan TIU dan TIK
TIU merupakan pernyataan yang barang kali masih memberikan kemungkinan dengan interprestasi terutama tentang prestasi macam apa diharapkan dari sasaran belajar melalui proses belajar tertentu.
TIK dapat dikatakan operasional atau spesifik, maka TIK lebih memperlihatkan perumusan bahan perilaku sasaran didik secara terperinci yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam program pengajaran TIU dan TIK yang menjadi sasaran dari hasil belajar. Maka langkah-langkah menyusun soal adalah:
a.Soal disesuaikan TIU dan TIK yang telah ditentukan.
b.Memperhatikan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
c.Menentukan ability yang diukur atau soal mampu mengungkap kemampuan dalam ability tersebut.
d.Menentukan materi yang akan ditanyakan dan dituangkan dalam bentuk kisi-kisi soal.
Prinsip dasar EHB
a.Hasil sesuai dengan TIU dan TIK
b.Mengukur sampel representatif .
c.Mencakup bermacam bentuk soal.
d.Memperbaiki cara belajar-mengajar
e.Didesain untuk memperoleh hasil yang di inginkan
f.Reliable dan Valid
g.Kemampuan diskriminatif
h.Objektif dan praktis

Menentukan kisi-kisi soal
Untuk menjaga agar soal tes yang kita susun tidak menyimpang dari bahan atau materi serta aspek yang akan diungkapkan dalam tes, buatlah sebuah table spesifikasi atau kisi-kisi. Kisi-kisi soal adalah sebuah table yang memuat perincian materi dan tingkah laku beserta imbangan atau proporsi yang dihenddaki oleh penilai atau guru.
Dalam kisi-kisi akan dicantumkam bahan pengajaran yang hendak diukur, jenis kompetensi yang akan diukur, jumlah soal, bentuk soal, taraf kesukaran maupun waktu yang cocok untuk melakukan ujian. Contoh: table spesifikasi atau kisi-kisi yang dimulai dari pengisian sel-sel baru kemudian diperoleh jumlah soal tiap pokok materi.
Tabel yang ditampilkan adalah
1.Contoh table spesifikasi penyusunan soal mata pelajaran disekolah dasar yang sudah terisi dengan butir soal.
2.Tabel spesifikasi atau kisi-kisi penyusunan soal pelajaran di SD yang menggunakan model pengisian terlebih dahulu.
Contoh:
Table spesifikasi penyusunan soal pelajaran SD yang sudah terisi dengan butir soal.
Aspek
Yang diukur
Ingatan
Pemahaman
Aplikasi
Jumlah
Materi

50%
30%
20%
100%
BAB1
40%
A = 8
B = 5
C = 3
16
BAB2
30 %
D = 6
E = 4
F = 2
12
BAB3
30 %
G = 6
H = 4
I = 2
12
Jumlah

20
13
7
40 Soal

( Suharsini Arikunto, 1995:196 )
Contoh :
Table spesifikasi ( kisi-kisi ) Penyusunan soal pelajaran SD yang menggunakan model pengisian sel-sel terlebih dahulu.

Aspek
Yang diukur
Ingatan
Pemahaman
Aplikasi
Jumlah
Materi

50%
30%
20%
100%
BAB I

40%
A
B
C
BAB II

30%
D
E
F
BAB III

30%
G
H
I
JUMLAH

40 SOAL

(Suharsini Arikunto, 1995:196)
Berdasarkan waktu yang telah ditentukan maka akan diperkirakan dibuat 40 butir soal. Tiap sel dilakukan distribusi imbangan jumkah soal sebagai berikut:
Contoh treatment:

1.Sel A = = 8 butir soal
2.Sel B = soal = 4,8 butir soal ( bulatkan menjadi 5)
Demikian seterusnya setelah dihitung dengan cara yang sama, terdapat angka-angjka yang menggambarkan banyak butir soal seperti yang tercantum pada tiap aspek.
Koreksi essay tes dan skor
Untuk mengoreksi soal essay merupakan hal yang sulit, karena selain harus membaca satu persatu lembar jawaban, juga jawaban yang panjang dan kadang berbelit-belit, juga tulisan yang sulit dibaca. Selain itu juga subjektifitas guru sering berpengaruh dalam mengoreksi tes essay.
Untuk itu ada cara pemeriksaan sebagai berikut:
a.Usaha membuat kunci jawaban soal.
b.Tentukan masing-masing bobot soal atau gunakan sistem bobot.
c.Ada dua langkah melakukan koreksi dengan cara semua jawaban satu persatu siswa dan diberi skor. Atau mengoreksi nomor per nomor untuk siswa dan diberi semua skor.
d.Skors: Digunakan skala 1- 10 atau 10 – 100
e.Guru mengusahakan jangan memberikan angka nol untuk tiap soal.

Cara menganalisis butir soal dengan :
PAN ( Penilaian Acuan Norma ) dianalisis secara tingkat kesukaran, daya pembeda, distactor.
Perbandingan antara banyaknya peserta yang menjawab butir itu dengan benar dengan banyaknya peserta.
Ket: nb = b.p. butir-butir
ns = b.p. tes
0≤p ≤ 1 kritria butir dianggap baik <=> 0,3 ≤ p ≤ 0,7

P=

PAP (Penilaian Acuan Patokan)
1.Tingkat Pencapaian Butir
Ket: nb = b.p benar
ns = b.p tes P=
p = tingkat pencapaian butir
2.Daya beda butir
Ket: r = daya beda butir
Pa =
Pb =

nba = Banyak peserta benar kel. Atas
nbb = Banyak peserta benar kel. bawah:

r= PA-PB =


Butir1, r =

Butir 2, r =

Butir 10, r =

Kriteria: butir baik  r ≥ 0,3
-1 ≤ r ≤1 , r < 0 butir jelek (dibuang)

Butir yang baik (PAN)
1.Indeks kesukaran memenuhi 0,3 ≤ p ≤0,7
2.Indeks daya beda memenuhi r ≥ 0,3
3.Khusus butir PG, pengecoh berfungsi setiap pilihan jawaban ada yang memilih.

Peta butir yang baik

1


D E F

0,3
A B C

0,03 0,7 Indeks Kesukaran (P)

Keterangan:
E = Butir yang diterima
A, C = Butir yang jelek
B, D, F = Butir yang tanggung
Butir Uraian
Sb =
Ket: Sb = Skor butir
a = Skor perolehan butir
b = Skor maks
c = Bobot soal

Contoh:
1.Skor maks 5, skor perolehan 3, bobot 1,5
Sbi =
Stot = Sbi

2.A  PG : 20
Uraian : 15
Skor: 20. 2,5 +15
= 65
Menganalisis butir soal dengan PAN dapat dianalisis secara :
Tingkat Kesukaran ( TK )  menjadi acuan guru sejauh mana kesukaran soal yang dibuat. Fungsinya merangsang siswa untuk memecahkan soal yanh dihadapi.
Daya pembeda ( DP )  untuk membedakan siswa yang mempunyain rata-rata tinggi dan rendah. Fungsinya agar guru mampu membedakan kemampuan siswanya.
Distaktor
PAP ( Penilaian Acuan Patokan )
Cara menanilisis dengan PAP lebih mengutamakan pengetahuan yang di miliki oleh siswa di bandingkan dengan kriteria .
Dalam PAP criteria butir yang baik P≈1. Daya pembeda di sini tidak diperlukan.

Kelebihan dan kekurangan PAN dan PAP adalah:
Kelebihan PAN
Bagi guru mudah menilai karena tidak ada patokan.
Bagi siswa bisa menjawab pertanyaan dengan jawaban seluas mungkin.

Kelemahan PAN
Guru sulit menentukan soal yang akan dikajikan pada siswa.
Siswa tidak tahu nilai secara pasti.

Kelebihan PAP
Bagi guru mudah menuilai karena ada patokan
Bagi siswa bisa menghafal mata pelajaran
Kekurangan PAP
Bagi guru referensi soal sedikit
Bagi siwa sulit menghafal karena setiap mata pelajaran diikuti beberapa materi.

Menentukan batas kelulusan
Yaitu dengan batas lulus actual dan batas lulus ideal.
Batas lulus aktual rumusnya: X + 0,25.SD
Ket: Untuk mencari X= x Skor maximum
Mencari SD= x X ideal
Contoh soal : Terlampir

Menganalisis skor baku ( Z,T )
Skor Z =
Contoh 1 : Martina mempunyai nilai x = 75, SD = 100, X = 60
Ditanyakan skor Z?
Jawab :
Z=
=
= 1,5

Contoh 2 : Skor matematika 6,5 X = 6 SD = 0,8. Z?
Jawab: Z=
=
= 0,625

Contoh 3: Skor Bahasa inggris 80 X = 75 SD = 10 Z?
Jawab : Z =
=
=0,5

Jadi kesimpulannya adalah nilai matematika lebih tinggi di bandingkan dengan nilai bahasa inggris.

SKOR T yaitu tidak berhubungan dengan koma atau minus dengan mengkalikan bilangan 10 di tambah 50.
Misalnya, Score 0,625= ( 10x0,625 ) + 50
= 6,25 +50
= 56,25

Mengukur Konversi Nilai

Cara mengukur konversi nilai dengan analisis anates
Prosentase jumlah 90 - 99
80 - 89
70 - 79
60 - 69
< 60
Menggunakan nilai rata-rata (SD)
Nilai konversi
Huruf
Standar 10
Standar 100
A
9
4
B
8
3
C
7
2
D
6
1
(Gagal)
( Gagal)
(Gagal)
Nilai Konversi
Persentase jumlah
huruf
Standar 10
Standar 4
54-50
A
9/10
4
48-53
B
8
3
42-47
C
7
2
36-41
D
6
1
<36
Gagal
Gagal
Gagal

Contoh soal:
Diketahui X-40 SD=4. Hitinglah !
Rumus: M + 2,25. SD  10  40 + 2,25. 4 = 49
M + 1,75. SD  9  40 + 1.75. 4 = 47
M + 1,25. SD  8  40 + 1,25. 4 = 45
M + 0,75. SD  7  40 + 0,75. 4 = 43
M + 0,25. SD  6  40 + 0,25. 4 = 41
M + 0,25. SD  5  40 + 0,25. 4 = 39
M + 0,75. SD  4  40 + 0,75. 4 = 37
M + 1,25. SD  3  40 + 1,25. 4 = 35
M + 1,75. SD  2  40 + 1,75. 4 = 33
M + 2,25. SD  1  40 + 2,25. 4 = 31
Sesuai dengan data dan perhitungan diatas dapat disimpulkan hasil evaluasi dari seluruh siswa satu kelas siswa yang termasuk dalam kategori lulus adalah yang nilainya 41 ke atas, sedangkan yang gagal yang nilainya 39 ke-bawah.

BAB IV
PENUTUP

Simpulan
a.Sebelum melaksanakan evaluasi seorang perlu mengetahui prosedur atau langkah-langkah yang sistematis agar evaluasi dapat diteliti, relevan dan menyeluruh.
b.Evaluasi yang baik haruslah didasarkan pada tujuan yang ditetapkan oleh pengajar dan kemudian benar-benar diusahakan pencapaiannya oleh pengajar dan peserta didik
c.Evaluasi dapat memberikan manfaat untuk menggali sejauh mana tujuan suatu program dapat tercapai, apakah sudah sesuai dengan rencana atau belum
d.Evaluasi dapat menunjukkan jabaran terhadap sebab-sebab kegagalan maupun keberhasilan suatu program pendidikan
e.Evaluasi sangat bermanfaat untuk mendapatkan kepuasan psikologis bagi orang-orang yang sedang belajar, karena dengan evaluasi mereka dapat mengetahui hasil dari usaha belajar yang telah dilakukannya.

Saran-saran
Bagi guru sangatlah bagus apabila menerapkan evaluasi hasil belajar, karena dengan evaluasi dapat menggali suatu pengalaman yang pernah dilakukan dalam proses belajar. Dan evaluasi merupakan kegiatan yang luas, kompleks dan terus menerus mengetahui proses dan hasil pelaksanaan sisitem pendidikan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

DAFTAR PUSTAKA

M. Ngalim Purwanto, 1991: Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Remaja Rosdakarya Bandung.
Nana Sudjana, 1992: Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Nasrum Harapap, dkk, 1982: Teknik Penilaian Hasil Belajar, Bulan Bintang, Jakarta.
Suharmisi Arikunto, 1986: Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bina Aksara.
Suke Silverius, 1991: Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik, Gramedia, Jakarta.

Tidak ada komentar: